Tawuran Bombong Wotan
PATI--Puluhan warga mengalami luka tembak senapan angin dan luka bakar dalam tawuran antarwarga Desa Wotan dengan Dukuh Bombong, Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Sabtu pagi. Bambang, warga Desa Wotan, salah seorang korban yang masih dirawat di Rumah Sakit Mardirahayu Kudus, mengatakan aksi tawuran antarwarga desa itu terjadi sekitar pukul 05.30 WIB.
"Saat kejadian, saya masih tertidur dan baru bangun sekitar pukul 06.00 WIB," ujarnya.
Setelah keluar pekarangan rumah, Bambang mengaku melihat suasana kampung yang gaduh dan ramai, bahkan ibu-ibu pun tampak keluar rumah. Dia mengaku sempat mencoba mendekati lokasi terjadinya konflik, namun tiba-tiba sebutir peluru senapan angin menembus perut bagian kirinya.
Akibat luka tembak tersebut, korban segera meminta bantuan untuk dibawa ke rumah sakit guna mendapatkan pertolongan. Bambang akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Mardirahayu Kudus bersama 14 warga lainnya, yang sebagian dari mereka juga mengalami luka serupa, di samping ada yang menderita luka bakar.
Bambang mengungkapkan, luka tembak yang dialaminya sudah dilakukan tindakan operasi, sehingga rasa sakit mulai berkurang. Ia berharap kasus tawuran yang melibatkan dua desa ini bisa diselesaikan aparat, mengingat kejadiannya sudah berulang kali muncul di daerah tersebut.
Selain melukai sejumlah warga Desa Wotan, tawuran itu juga menyebabkan warga Desa Bombong mengalami hal yang sama. Beberapa warga Bombong terluka akibat terkena anak panah dan bom molotov, sehingga harus menjalani perawatan di RSUD Kayen dan RSUD RAA Soewondo Pati. Di samping itu, tujuh rumah warga Bombong dilaporkan terbakar serta belasan lainnya rusak. Bahkan, salah satu rumah warga diketahui hangus terbakar bersama perabot rumah tangga, termasuk sebuah sepeda motor yang tinggal rangkanya saja.
Terkait kasus perkelahian antardesa tersebut, Kasat Reskrim Polres Pati AKP Saprodi menyebutkan telah menerjunkan anggotanya ke lapangan untuk melakukan penyelidikan. "Untuk korban terluka maupun rumah yang rusak, kami belum tahu jumlahnya yang pasti, karena masih dalam proses pendataan," ujarnya. Dikatakannya, hasil penyisiran aparat kepolisian di dua desa yang terlibat perkelahian tersebut, ditemukan adanya ceceran bom molotov dan sejumlah senjata tajam.
Kenapa hal itu masih saja terjadi, apakah mereka tidak pernah belajar PPKn
Sumber : Republika
"Saat kejadian, saya masih tertidur dan baru bangun sekitar pukul 06.00 WIB," ujarnya.
Setelah keluar pekarangan rumah, Bambang mengaku melihat suasana kampung yang gaduh dan ramai, bahkan ibu-ibu pun tampak keluar rumah. Dia mengaku sempat mencoba mendekati lokasi terjadinya konflik, namun tiba-tiba sebutir peluru senapan angin menembus perut bagian kirinya.
Akibat luka tembak tersebut, korban segera meminta bantuan untuk dibawa ke rumah sakit guna mendapatkan pertolongan. Bambang akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Mardirahayu Kudus bersama 14 warga lainnya, yang sebagian dari mereka juga mengalami luka serupa, di samping ada yang menderita luka bakar.
Bambang mengungkapkan, luka tembak yang dialaminya sudah dilakukan tindakan operasi, sehingga rasa sakit mulai berkurang. Ia berharap kasus tawuran yang melibatkan dua desa ini bisa diselesaikan aparat, mengingat kejadiannya sudah berulang kali muncul di daerah tersebut.
Selain melukai sejumlah warga Desa Wotan, tawuran itu juga menyebabkan warga Desa Bombong mengalami hal yang sama. Beberapa warga Bombong terluka akibat terkena anak panah dan bom molotov, sehingga harus menjalani perawatan di RSUD Kayen dan RSUD RAA Soewondo Pati. Di samping itu, tujuh rumah warga Bombong dilaporkan terbakar serta belasan lainnya rusak. Bahkan, salah satu rumah warga diketahui hangus terbakar bersama perabot rumah tangga, termasuk sebuah sepeda motor yang tinggal rangkanya saja.
Terkait kasus perkelahian antardesa tersebut, Kasat Reskrim Polres Pati AKP Saprodi menyebutkan telah menerjunkan anggotanya ke lapangan untuk melakukan penyelidikan. "Untuk korban terluka maupun rumah yang rusak, kami belum tahu jumlahnya yang pasti, karena masih dalam proses pendataan," ujarnya. Dikatakannya, hasil penyisiran aparat kepolisian di dua desa yang terlibat perkelahian tersebut, ditemukan adanya ceceran bom molotov dan sejumlah senjata tajam.
Kenapa hal itu masih saja terjadi, apakah mereka tidak pernah belajar PPKn
Sumber : Republika
0 comments:
Post a Comment